Minggu, 07 Mei 2023

Haul 214 Pendiri Tarekat Tijaniyah

 

Puji syukur kehadirat Allah ta’ala yang memberikan keistimewaan kepada para Wali dan menjadikan para Wali sebagai pewaris para Nabi. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Baginda Nabi shalallahu alaihi wa sallam yang telah membukakan sesuatu yang tertutup, yang menjadi penutup para Nabi dan Rasul yang terdahulu, yang membela agama Allah ta’ala sesuai dengan petunjuk-Nya dan yang memberi petunjuk kepada jalan agama-Nya. Semoga rahmat-Nya dilimpahkan kepada keluarganya, sahabatnya juga kepada para pembaca yang budiman.

Ahmad Shohibul Muttaqin dalam bukunya “Tarekat Tijaniyah Perspektif Amaliah dan Ilmiah (2017, hlm. 6)” berkata : “Dalam upaya memahami ajaran Tarekat Tijaniyah, sebaiknya para pembaca maupun peneliti memperhatikan Alquran dan Hadits Nabi shalallahu alaihi wa sallam, sebab keduanya yang menjadi dasar utama dalam ajaran tarekat ini. Maulana Syekh Ahmad bin Muhammad At-Tijani berkata: “Jika kalian mendengar sesuatu dariku, maka timbanglah dengan neraca syariat, apabila sesuai lakukanlah, namun jika tidak sesuai tinggalkanlah”.

Lanjutnya (hlm. 13), Maulana Syekh Ahmad Tijani dilahirkan pada tahun 1150 H. (1737 M.) di Ain Madhi, sebuah desa di Aljazair Afrika Utara. Beliau populer di dunia Islam melalui ajaran tarekat yang dikembangkannya yakni Tarekat Tijaniyah.

 

Keistimewaan Tarekat Tijaniyah

Dalam hal ini, Syekh Abi Ali Hasan bin Muhammad al-Kuhan al-Maghribi dalam kitabnya Thobaqat as-Syadziliyah al-Kubro (hlm. 154), menuturkan: “Sayyid Ahmad Tijani berkata: Semua Tarekat masuk dalam wilayah Tarekat Syadziliyah, kecuali Tarekatku karena berdiri sendiri”. Hal ini disebabkan karena Allah ta’ala memberinya anugrah seperti derajat Imam Syadzili (W. 656 H). Ucapan tersebut merupakan bagian dari rasa syukur beliau (tahaduts bi ni’mat).

Senada dengan hal tersebut, pakar Hadits Syekh Muhammad bin Shidiq al-Ghumari (W. 1354 H) menceritakan dari Gurunya Waliyullah Syekh Ahmad Bouzaid tentang derajat Sayyid Ahmad Tijani, beliau berkata: “Suatu hari, aku pernah berada di Zawiyah Tijaniyah, setelah shalat Isya’ aku melihat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan keadaan terjaga (bukan mimpi) keluar dari Mihrab, kemudian aku berdiri dan menyalami beliau shalallahu alaihi wa sallam, lalu dari belakang muncul Sayyid Ahmad Tijani, aku pun menyalaminya …”, lihat kitab Al-Muthrib bi Masyahiri Auliya’i Maghrib karya Abdullah at-Talidi (2003, hlm. 244).

 

 

Tarekat Tijaniyah, Tarekat Ilmiah

            Prof. Dr. Muhammad Radli Genoun al-Idrisi, pakar manuskrip dari kota Rabat Maroko juga seorang Muqaddam Tarekat Tijaniyah menyebutkan dalam kitabnya “al-Fahras as-Syamil” (hlm. 4) : “Ada 789 buah kitab-kitab Tarekat Tijaniyah yang saya rangkum dalam kitab ini”. Adapun Ahmad Shohibul Muttaqin telah diberi hadiah kitab ini (“al-Fahras as-Syamil”) pada awal tahun 2012, artinya pada tahun 2023 ini tentunya jumlah kitab-kitab Tarekat Tijaniyah bertambah lebih dari 789 kitab.

            Masih menurut Prof. Dr. Radli Genoun, secara global, Ulama yang paling banyak menulis buku tentang Tarekat Tijaniyah adalah Sayyidi Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij dari Maroko, kemudian Sayyidi Syekh Mahmud bin Mathmathiyah dari Aljazair, lalu pakar Hadits Syekh Muhammad al-Hajjuji dari Maroko.

 

Haul ke 214 Maulana Ahmad Tijani

Maulana Syekh Ahmad Tijani wafat pada hari Kamis, tanggal 17 Syawwal tahun 1230 H. dan dimakamkan di kota Fes Maroko, beliau wafat pada usia 80 tahun. Dengan demikian pada tahun ini 1444 H., yang bertepatan 17 Syawwal adalah haul beliau ke 214.

Adapun murid-murid beliau jarang yang memperingati haul beliau, bahkan nyaris tidak ada. Akan tetapi khusus di Indonesia setiap tahun diadakan Idul Khotmi, yaitu hari dilantiknya Maulana Syekh Ahmad Tijani menjadi Wali al-Khotmi oleh Sayyidul Wujud Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pada 18 Shafar 1214 H. Untuk itulah “al-Qutb al-Maktum” menjadi gelar bagi Maulana Syekh Ahmad Tijani.

Akhirnya, semoga Allah ta’ala meridloi kepada Maulana Syekh Ahmad Tijani, para murid dan pengikutnya radliyallahu anhu. Syekh Ahmad Tijani, Sang guru sejati.


Oleh : Ahmad Shohibul Muttaqin

-       Alumni Univ. Ibn Tofail Maroko 2012

-       Mantan Ketua PPI Maroko 2011

-       Mantan Wakil Katib Syuriah PCINU Maroko 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar