Bismillah,
Berikut ini doa dari Sayyidi Syekh Ibrohim al-Kaulakhi, dibaca setiap malam pada bulan Ramadlan:
Jln. Niaga Gg.VI No.18 Songoyudan Sawahan Mojosari Mojokerto Email: ppds.songoyudan@gmail.com
Bismillah,
Berikut ini doa dari Sayyidi Syekh Ibrohim al-Kaulakhi, dibaca setiap malam pada bulan Ramadlan:
Hari ini, Ahad 5 Januari 2025 adalah Haulnya Mbah Yai
Sa'id Munajat XII dan Nyai Rochimah Khodijah XVI, Muassis Ponpes Darus Salam
Songoyudan Sawahan Mojosari. Acara dimulai pagi hari, dengan khotmil Qur'an di
Masjid Al-Isyroq dan beberapa Musholla. Setelah Dzuhur, semua khotmil Qur'an
selesai.
Meningkat acara selanjutnya, sekitar pukul 13.15 WIB
acara Temu Alumni dimulai, cak Shobirin selaku MC membuka dengan bacaan Ummul
Qur'an. Acara diteruskan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Abah Manab,
setelah itu disambung 'Mahallul Qiyam' oleh Grup santrinya Ustadz Ahyat.
Lalu, acara dilanjutkan tahlil dan doa di Makam Mbah Yai Sa'id yang dipimpin
langsung oleh Gus Shohib Muttaqin, Ia merupakan cucu mantu Mbah Yai Sa'id.
Kemudian, acara diteruskan dengan sambutan oleh alumni,
dalam hal ini diwakili oleh Ustadz Amari dari Balikpapan. Ia menyampaikan
pentingnya semangat dalam berdakwah dan berpesan jangan meremehkan kebaikan
sekecil apapun. Usai sambutan dari alumni, diteruskan sambutan dari tuan rumah
(keluarga besar Mbah Yai Sa'id), dalam hal ini diwakili oleh Gus Mazad.
Meningkat acara berikutnya, sambutan alumni senior
sekaligus bercerita tentang "Siroh Mbah Yai Sa'id", kali ini
diwakili oleh Ustadz Ahyat. Ia menjelaskan bahwa berdirinya Ponpes Darus Salam
Songoyudan sekitar tahun 1977, dimana Masjid ini (Al-Isyroq) masih berupa
Musholla kecil. Ia juga bercerita bagaimana sosok Mbah Yai Sa'id adalah ulama
yang sangat sabar dalam mendidik para santri. Yai Said tidak memarahi
santrinya, imbuhnya.
Cak Ahyat -sapaan akrabnya- pernah didawuhi oleh
Mbah Yai Sa'id, jika ingin menjadi pribadi penyabar, maka latihanlah berjalan
kaki yang jauh. Akhirnya, Ia pun melatih kesabarannya dengan berjalan ke
Bangkalan Madura, berbekal uang saku Rp. 300 dan surat keterangan dari pak
lurah Miskat. Ternyata, bekal uang 300 rupiah tersebut habis digunakan hanya
untuk tiket Kapal penyebrangan ke Madura. Ringkas cerita, cak Ahyat hanya
bertahan 6 bulan di perantauan jalan kaki, itu pun pulangnya naik kendaraan.
Mbah Yai Sa'id juga dijuluki sebagai "Kiai Yaa
Badi", karena sering mengucapkan Ya Badi' saat memimpin istighosah
di Masjid Jami' Makbadul Muttaqin Mojosari. Ia juga mengisahkan ada 3
santriwati yang manjat pohon Jambu, karena udzur tidak mengikuti acara
istighosah di Masjid Jami', tetapi sekali lagi Mbah Yai Sa'id tidak pernah
memarahi santrinya.
Selanjutnya, acara terakhir doa dipimpin oleh Abah Imam
Syafi'i, kemudian diteruskan ramah tamah hingga selesai, sholat Asar jamaah dan
hadirin pulang ke rumah masing-masing.
Setelah Maghrib, acara tahlil dan doa dengan masyarakat
warga Sawahan Mojosari. Kemudian, ba'da Isya' acara khusus jamaah 'rebana
Ishari' hingga selesai lebih dari pukul 23.00 WIB.
Shohib Muttaqin,
Mojosari, 6
Januari 2025
Doa Ya
Man Adzharol Jamil
يَا مَنْ أَظْهَرَ الْجَمِيلَ، وَسَتَرَ الْقَبِيحَ، وَلَمْ يُؤَاخِذْ بَالْجَرِيرَةِ، وَلَمْ يَهْتِكِ السِّتْرَ، وَيَا عَظِيمَ الْعَفْوِ، وَيَا حَسَنَ التَّجَاوُزِ، وَيَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ، وَيَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالرَّحْمَةِ، وَيَا سَامِعَ كُلِّ نَجْوَى، وَيَا مُنْتَهَى كُلِّ شَكْوَى، وَيَا كَرِيْمَ الصَّفْحِ، وَيَا عَظِيمَ الْمَنِّ، وَيَا مُقِيلَ الْعَثَرَاتِ، وَيَا مُبْتَدِئاً بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقَاقِهَا، يَا رَبِّي وَيَا سَيِّدِي وَيَا مَوْلَايَ وَيَا غَايَةَ رَغْبَتِي، أَسْأَلُكَ أَنْ لَا تُشَوِّهَ خِلْقَتِي بِبَلَاءِ الدُّنْيَا وَلَا بِعَذَابِ النَّارِ .
Imam al-Hakim berkata: "Hadits ini sanadnya shahih karena perawinya mayoritas berasal dari penduduk Madinah yang terpercaya (Tsiqoh)". Hadits ini ada di nomor 1.998 "Kitabu ad-Dua' wa Takbir wa Tahlil wa Tasbih wa Dzikr".
Sayyidi Syekh Ibn Masyri berkata: Maulana Syekh Ahmad Tijani berkata: "Jika kamu mampu, jadikan doa ini sebagai wirid 20 kali dalam sehari semalam. Doa ini datangnya dari Malaikat Jibril kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sebagai hadiah, diantara pahalanya adalah seandainya para Malaikat 7 Langit menyifati (doa ini) mereka tidak akan mampu menyifatinya hingga hari Akhir".
Tata cara
bacanya:
Guru kami Prof. Dr. Radhi Genoun al-Idrisi berkata: "Sayyidi Syekh Arobi bin Sayih dalam manuskripnya menuliskan tata cara baca doa ini : dibaca pagi 10 kali dan malam 10 kali atau dibaca setiap selesai sholat Fardhu 4 kali, sehingga jumlahnya 20 kali".
Keutamaannya:
al-Qadli Syekh Ahmad Sukairij al-Maghribi berkata: "Siapa yang membaca doa ini 10 kali di pagi hari dan 10 kali di sore hari dengan hati khusyu' (hadir) seperti membaca QS. Al-Fatihah bernilai "Ismil A'dzom".
Referensi:
1. Al-Mustadrok
ala Shohihain, Imam al-Hakim, hlm. 729, Jilid 1, Darul Kutub Ilmiah, Beirut
Lebanon.
2. Jawahir
al-Ma'ani, Sayyidi Ali Harazem, hlm. 224, Jilid 1, Dar ar-Rosyad
al-Haditsiyah, Casablanca Maroko, 2011.
3. Al-Jami',
Sayyidi Ibn Masyri, hlm. 332, Dar al-Aman, Rabat Maroko, 2012.
4. Ahzab
wa Aurod, Prof. Radhi Genoun al-Idrisi, hlm. 89, Imprimerie Yadip, Rabat
Maroko, 2016.
5. Tarekat
Tijaniyah Perspektif Amaliah dan Ilmiah, Shohib Muttaqin, hlm. 45, t-p, Demak
Indonesia, 2017.
Shohib
Muttaqin,
Mojosari, 4 Januari 2025.
Jika ke kota Makkah, biasanya sebagian jamaah haji atau
umroh menyempatkan diri 'sowan' ke Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawi
al-Maliki di daerah Ruseifah Makkah. Sudah tak asing lagi, sebab ayahanda dan
kakek beliau adalah Guru dari para kiai di Indonesia. Penulis pun sama, kali
pertama 'ngangsu kaweruh' pada 2010 saat menjadi TEMUS dari Maroko, kedua pada
2012 dengan keadaan serupa TEMUS dari Maroko Daker Makkah di Bakhutmah -
Misfalah.
Sedangkan ketiga kalinya pada 16 Januari 2023, kami
berangkat kesana sekitar pukul 10.30 WAS dari hotel Nada Al Deafah, naik Taksi
20 SR sampai lokasi. Sesampai di Pesantren Abuya, sebelum Dzuhur kami ngaji
kitab tafsir "Shofwatu Tafasir" karya Syekh Muhammad as-Shobuni,
mulai awal surah As-Shaf hingga akhir surah.
Hadir juga dalam majelis tersebut, Mbah Yai Ubab Maimun Zubair Sarang Rembang. Diakhir majelis, beliau Sayyid Ahmad mengijazahkan kepada penulis 'Tsabat' Ayahanda beliau Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki "al-Iqdul al-Farid."
Adapun
Guru-guru Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, diantaranya adalah:
1. Dari
Makkah dan Madinah (hlm. 10):
a. Ayahanda
beliau Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki
b. Syekh
Hasan bin Muhammad al-Masyath
c. Syekh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani
2. Dari
Yaman (hlm. 11):
a. Habib
Umar bin Ahmad bin Sumaith
b. Habib
Alawi bin Abdullah As-Segaf
c. Sayyid Ibrahim bin Umar bin Aqil Baalawi al-Husaini
3. Dari
Mesir (hlm. 12):
a. Syekh
Muhammad al-Hafidz bin Abdul Lathif at-Tijani
b. Syekh
Hasanain bin Muhammad Makhluf
c. Syekh Muhammad bin Abdullah al-Aquri
4. Dari
Indonesia (hlm. 13):
a. Habib Ali
bin Abdur Rohman bin Abdullah al-Habsyi
b. Habib
Salim bin Ahmad bin Jindan
c. Habib Muhammad bin Ahmad bin Hasan al-Kaf dari Tegal Jawa Tengah.
5. Dari Syam
(hlm. 14):
a. Sayyid
Muhammad al-Makki bin Muhammad bin Ja'far al-Kattani
b. Syekh
Muhammad Sholeh bin Abdullah al-Farfuri
c. Syekh Muhammad Abu Yusr bin Muhammad Abi Khoir bin Ahmad Abidin.
6. Dari
Maroko, Tunisia dan Aljazair (hlm. 14):
a. Sayyid
Abdullah bin Muhammad Genoun al-Maghribi
b. Syekh
Muhammad Thohir bin Asyur at-Tunusi
c. Syekh Thoyyib bin al-Maulud bin Mustofa al-Jazairi.
7. Dari
India dan Pakistan (hlm. 15):
a. Syekh
Muhammad Zakaria bin Muhammad Yahya al-Kandahlawi
b. Syekh
al-Mufti Mahdi Hasan as-Syahajanaburi
c. Syekh al-Mufti Mustofa bin Imam Ahmad Ridlo Khon al-Birilawi al-Hindi.
Akhirnya, semoga dengan adanya sanad yang bersambung kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ilmu menjadi berkah dan manfaat serta Rasulullah berkenan memberikan Syafaatnya kepada kita semua. Aamiin
Shohib
Muttaqin,
Mojosari, 2
Januari 2025.
Syekh Muhammad bin Ahmad adalah salah satu ulama di daerah Mghrbalin Al-Darb Al-Ahmar Cairo Mesir. Beliau adalah cucu dari ulama yang masyhur pada
zamannya, yaitu Syekh
Muhammad al-Hafidz at-Tijani (W. 29 Jumadi Tsani 1398 H) bin Syekh
Abdul Lathif bin Salim. Ayahnya merupakan seorang alim dan kesohor sebagai penerus ayahandanya Waliyullah
Syekh Muhammad al-Hafidz.
Pertemuan penulis dengan Syekh Muhammad, seorang figur
kharismatik namun sederhana kali pertama di Brebes Jawa Tengah pada 31 Agustus
2024, tepatnya di PP. Darus Salam Jatibarang dibawah pimpinan KH. Muhammad Sholeh
Basalamah saat acara Idul Khotmi. Selanjutnya, penulis melanjutkan pertemuan
kedua kalinya di kediaman beliau Alzawia Al-Tijaniya Alkobra – 9 Atfet
Al-Daly Hussein, Al-mugerblein Cairo pada 17 Desember 2024. Alhamdulillah, lebih
dari satu jam kami bermudzakaroh tentang ilmu Syariah dan Thoriqoh, dan
akhirnya penulis diberikan "Marwiyat dan Ijazah" oleh beliau.
Adapun Guru-guru beliau diantaranya adalah:
A. Dibidang
Syariah
1. Syekh Dr.
Hasan Mahmud Abdul Lathif As-Syafi’i
2. Syekh Dr.
Rif’at Fauzi Abdul Mutholib
3. Syekh Muhammad
Ibrahim Abdul Baits al-Kattani
4. Syekh Dr.
Ali Gom’ah Muhammad
5. Syekh Abdul
Hafidz Ahmad Musthofa Utsman at-Tijani
B. Dibidang
Tarekat Tijaniyah
1. Sayyid
Muhammad al-Kabir bin Sayyid al-Basyir bin Sayyid Muhammad al-Habib
2. Sayyid
Zainal Abidin bin Sayyid al-Basyir bin Sayyid Mahmud
3. Sayyid
al-Basyir bin Sayyid al-Hajj Amuhammad
4. al-Hajj
Yahya Hasanain Hasan dari kakek beliau Syekh Muhammad al-Hafidz
5. al-Hajj
Abdul Hafidz Ahmad Utsman dari Sayyid Abdul Majid Kholil dari kakek beliau Syekh
Muhammad al-Hafidz
6. al-Hajj
Muhammad bin Muhammad al-Hafidz.
Akhirnya, semoga dengan adanya sanad yang bersambung
kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ilmu menjadi berkah dan
manfaat serta Rasulullah berkenan memberikan Syafaatnya kepada kita semua.
Aamiin
Shohib Muttaqin,
Mojosari, 1
Januari 2025.
Syekh Muhammad al-Hafidz at-Tijani adalah
seorang ulama besar asal Mesir yang dikenal karena kedalaman ilmu agama,
terutama dalam bidang Tafsir, Fiqih dan Tasawuf. Beliau lahir di Mesir pada
1315 H, ayahnya bernama Syekh Abdul Lathif bin Salim. Beliau merupakan salah
satu tokoh penting dalam tarekat Tijaniyah yang banyak berperan dalam
penyebaran ajaran tarekat ini di dunia Islam, khususnya di Mesir dan kawasan
sekitarnya.
Diantara Guru-guru beliau adalah:
1. Sayyidi Syekh Abdullah Hamadah
2. Syekh Sulaiman Al-Bana
3. Syekh Abdul Mun’im Qasim
4. Syekh Muhammad Madhi Rakhawi
5. Syekh Yusuf Dajwi
6. Syekh Ahmad As-Suba'i
7. Syekh Badr Salamah
8. Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij
9. Syekh Alfa Hasyim al-Futiy al-Madani
10. Sayyid Muhammad al-Kabir bin Sayyid al-Basyir
at-Tijani
11. Sayyid Mahmud bin Sayyid al-Basyir
at-Tijani
12. Syekh Muhammad an-Nadhifi as-Susiy
13. Syekh Abdul Majid Kholil
14. Syekh Muhammad Abdul Hay al-Kattani
15. Syekh Muhammad Shodiq ar-Riyyahi (cucu Syekh Ibrahim ar-Riyyahi Tunisia).
Sebagai seorang ulama besar, Syekh Muhammad
al-Hafidz at-Tijani dikenal sebagai seorang pengajar dan penulis. Beliau
menulis berbagai karya yang mencakup ajaran-ajaran Tasawuf, Fiqih, dan juga
kajian-kajian spiritual. Karya-karyanya sering digunakan oleh para pelajar dan
pengikut tarekat Tijaniyah sebagai panduan dalam perjalanan spiritual mereka.
Beliau juga dikenal sebagai seorang yang
sangat dihormati karena kepakarannya dalam ilmu Hadits dan Tafsir. Meskipun
lebih dikenal dalam konteks tasawuf dan tarekat, Syekh Muhammad al-Hafidz
memiliki penguasaan yang mendalam terhadap berbagai cabang ilmu agama lainnya.
Syekh Muhammad al-Hafidz at-Tijani wafat pada 29 Jumadi Tsani 1398 H yang bertepatan 5 Januari 1978 M. Beliau telah memberikan banyak
kontribusi dalam pengajaran dan penyebaran ilmu agama Islam, terutama dalam
bidang tasawuf dan tarekat Tijaniyah. Hingga saat ini, keberadaan Majelis Ilmu
beliau yang terletak di Zawiyah Tijaniyah Mghrbalin Mesir masih eksis,
diteruskan oleh cucu beliau; Sayyidi Syekh Muhammad bin Ahmad bin Muhammad
al-Hafidz. Alhamdulillah penulis pernah 'sowan' langsung ke kediamannya di
Zawiyah Tijaniyah Mghrbalin pada 17-12-2024 dan mendapatkan legalitas sanad
yang bersambung kepada Sayyidi Syekh Muhammad al-Hafidz baik dalam ilmu Syariat
maupun Tarekat Tijaniyah.
Adapun Karomah beliau diantaranya yaitu;
beliau sering bersedekah harta dari 'alam gaib' yang diambil dari
sajadahnya. Untuk lebih jelasnya ada di kitab "Mu'jam Man Roa
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam fin Naumi wal Yaqadzah" hlmn.
254 - 255.
Shohib Muttaqin,
Mojosari, 30 Des 2024
(28 Jumadi Tsani 1446 H).