Puji syukur kehadirat Allah ta’ala yang
memberikan keistimewaan kepada para Wali dan menjadikan para Wali sebagai
pewaris para Nabi. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Baginda Nabi shalallahu
alaihi wa sallam yang telah membukakan sesuatu yang tertutup, yang menjadi
penutup para Nabi dan Rasul yang terdahulu, yang membela agama Allah ta’ala
sesuai dengan petunjuk-Nya dan yang memberi petunjuk kepada jalan agama-Nya.
Semoga rahmat-Nya dilimpahkan kepada keluarganya, sahabatnya juga kepada para
pembaca yang budiman.
Ahmad Shohibul Muttaqin dalam bukunya
“Tarekat Tijaniyah Perspektif Amaliah dan Ilmiah (2017, hlm. 6)” berkata :
“Dalam upaya memahami ajaran Tarekat Tijaniyah, sebaiknya para pembaca maupun
peneliti memperhatikan Alquran dan Hadits Nabi shalallahu alaihi wa sallam,
sebab keduanya yang menjadi dasar utama dalam ajaran tarekat ini. Maulana Syekh
Ahmad bin Muhammad At-Tijani berkata: “Jika kalian mendengar sesuatu dariku,
maka timbanglah dengan neraca syariat, apabila sesuai lakukanlah, namun jika
tidak sesuai tinggalkanlah”.
Lanjutnya (hlm. 13), Maulana Syekh Ahmad
Tijani dilahirkan pada tahun 1150 H. (1737 M.) di Ain Madhi, sebuah desa di
Aljazair Afrika Utara. Beliau populer di dunia Islam melalui ajaran tarekat
yang dikembangkannya yakni Tarekat Tijaniyah.
Keistimewaan
Tarekat Tijaniyah
Dalam hal ini, Syekh Abi Ali Hasan bin
Muhammad al-Kuhan al-Maghribi dalam kitabnya Thobaqat as-Syadziliyah
al-Kubro (hlm. 154), menuturkan: “Sayyid Ahmad Tijani berkata: Semua
Tarekat masuk dalam wilayah Tarekat Syadziliyah, kecuali Tarekatku karena
berdiri sendiri”. Hal ini disebabkan karena Allah ta’ala memberinya anugrah
seperti derajat Imam Syadzili (W. 656 H). Ucapan tersebut merupakan bagian dari
rasa syukur beliau (tahaduts bi ni’mat).
Senada dengan hal tersebut, pakar Hadits
Syekh Muhammad bin Shidiq al-Ghumari (W. 1354 H) menceritakan dari Gurunya
Waliyullah Syekh Ahmad Bouzaid tentang derajat Sayyid Ahmad Tijani, beliau
berkata: “Suatu hari, aku pernah berada di Zawiyah Tijaniyah, setelah shalat
Isya’ aku melihat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan keadaan terjaga
(bukan mimpi) keluar dari Mihrab, kemudian aku berdiri dan menyalami beliau
shalallahu alaihi wa sallam, lalu dari belakang muncul Sayyid Ahmad Tijani, aku
pun menyalaminya …”, lihat kitab Al-Muthrib bi Masyahiri Auliya’i Maghrib
karya Abdullah at-Talidi (2003, hlm. 244).
Tarekat
Tijaniyah, Tarekat Ilmiah
Prof. Dr.
Muhammad Radli Genoun al-Idrisi, pakar manuskrip dari kota Rabat Maroko juga
seorang Muqaddam Tarekat Tijaniyah menyebutkan dalam kitabnya “al-Fahras
as-Syamil” (hlm. 4) : “Ada 789 buah kitab-kitab Tarekat Tijaniyah yang saya
rangkum dalam kitab ini”. Adapun Ahmad Shohibul Muttaqin telah diberi hadiah
kitab ini (“al-Fahras as-Syamil”) pada awal tahun 2012, artinya pada
tahun 2023 ini tentunya jumlah kitab-kitab Tarekat Tijaniyah bertambah lebih
dari 789 kitab.
Masih menurut
Prof. Dr. Radli Genoun, secara global, Ulama yang paling banyak menulis buku
tentang Tarekat Tijaniyah adalah Sayyidi Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij dari
Maroko, kemudian Sayyidi Syekh Mahmud bin Mathmathiyah dari Aljazair, lalu
pakar Hadits Syekh Muhammad al-Hajjuji dari Maroko.
Haul ke
214 Maulana Ahmad Tijani
Maulana Syekh Ahmad Tijani wafat pada
hari Kamis, tanggal 17 Syawwal tahun 1230 H. dan dimakamkan di kota Fes Maroko,
beliau wafat pada usia 80 tahun. Dengan demikian pada tahun ini 1444 H., yang
bertepatan 17 Syawwal adalah haul beliau ke 214.
Adapun murid-murid beliau jarang yang
memperingati haul beliau, bahkan nyaris tidak ada. Akan tetapi khusus di
Indonesia setiap tahun diadakan Idul Khotmi, yaitu hari dilantiknya Maulana
Syekh Ahmad Tijani menjadi Wali al-Khotmi oleh Sayyidul Wujud Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam pada 18 Shafar 1214 H. Untuk itulah “al-Qutb
al-Maktum” menjadi gelar bagi Maulana Syekh Ahmad Tijani.
Akhirnya, semoga Allah ta’ala meridloi
kepada Maulana Syekh Ahmad Tijani, para murid dan pengikutnya radliyallahu
anhu. Syekh Ahmad Tijani, Sang guru sejati.
Oleh : Ahmad Shohibul Muttaqin
-
Alumni Univ. Ibn Tofail Maroko 2012
- Mantan Ketua PPI Maroko 2011
-
Mantan Wakil Katib Syuriah PCINU Maroko 2012