Sering kali terjadi perbedaan pendapat dikalangan masyarakat tentang masalah Jimat, dan Ruqiyah, sehingga menimbulkan gesekan antar sesama muslimin. Nah, sebetulnya bagaimana hukum hal tersebut ? Dan adakah dalil tentang bacaan-bacaan (Jawa: Suwuk) dari kyai kepada masyarakat lewat air atau semacamnya ?
Bismillah,
Dalam hal ini, bisa kita cari referensi
dalam kitab “Masail Imam Ahmad bin Hambal” riwayat dari putra beliau Abdullah.
كتاب التعويذة للقرع والحمى وللمرأة إذا عسر عليها الولادة
1621- حدثنا: ﻗﺎﻝ: ﺭﺃﻳﺖ أﺑﻲ ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺘﻌﺎﻭﻳﺬ ﻟﻠﺬﻱ ﻳﻘﺮﻉ ﻭﻟﻠﺤﻤﻰ لأﻫﻠﻪ ﻭﻗﺮﺍﺑﺎﺗﻪ،
ﻭﻳﻜﺘﺐ ﻟﻠﻤﺮأﺓ إﺫﺍ ﻋﺴﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺍﻟﻮﻻﺩﺓ
ﻓﻲ ﺟﺎﻡ أﻭ ﺷﻲﺀ ﻟﻄﻴﻒ، ﻭﻳﻜﺘﺐ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺇﻻ أﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻋﻨﺪ ﻭﻗﻮﻉ ﺍﻟﺒﻼﺀ، ﻭﻟﻢ أﺭﻩ ﻳﻔﻌﻞ ﻫﺬﺍ ﻗﺒﻞ ﻭﻗﻮﻉ ﺍﻟﺒﻼﺀ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻳﻌﻮﺫ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﻳﺸﺮﺑﻪ ﺍﻟﻤﺮﻳﺾ، ﻭﻳﺼﺐ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻨﻪ ﻭﺭﺃﻳﺖ أﺑﻲ ﻳﺄﺧﺬ ﺷﻌﺮﺓ ﻣﻦ ﺷﻌﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍلله ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻴﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻓﻴﻪ ﻳﻘﺒﻠﻬﺎ، ﻭأﺣﺴﺐ أﺑﻲ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺘﻪ ﻳﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ أوﻋﻴﻨﻪ ﻓﻐﻤﺴﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺛﻢ ﺷﺮﺑﻪ ﻳﺴﺘﺸﻔﻲ ﺑﻪ،
ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻗﺪ أﺧﺬ ﻗﺼﻌﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍلله ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻌﺚ ﺑﻬﺎ إﻟﻴﻪ أﺑﻮ ﻳﻌﻘﻮﺏ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ،
ﻓﻐﺴﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺟﺐ ﻣﺎﺀ ﺛﻢ ﺷﺮﺏ ﻓﻴﻬﺎ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﺮﺓ ﻳﺸﺮﺏ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ ﺯﻣﺰﻡ،
ﻳﺴﺘﺸﻔﻲ ﺑﻪ ﻭﻳﻤﺴﺢ
ﺑﻪ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﻭﺟﻬﻪ. (ص 405)
Dari ta’bir kitab
tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1. Imam Ahmad bin Hambal menuliskan bacaan
penjagaan (Jawa: Suwuk)
sebagai benteng dari gangguan bangsa Jin dan untuk
keluarga dan kerabatnya yang demam.
2. Imam Ahmad bin Hambal menuliskan "Jimat" untuk wanita yang sulit melahirkan
pada sebuah tempat yang bersih atau lembut.
3. Imam Ahmad bin Hambal membacakan “ta’widz” pada sebuah air kemudian diminumkan kepada
orang yang sakit dan disiramkan pada kepalanya
4. Imam Ahmad bin Hambal mengambil berkah dari sehelai rambut
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian meletakkan pada
mulutnya lalu menciumnya.
5. Imam Ahmad bin
Hambal meletakkan rambut Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada kepala atau
kedua matanya kemudian mencelupnya ke dalam air, lalu air tersebut diminum
untuk obat.
Alhamdulillah,
dengan adanya penjelasan seperti ini berarti Imam Ahmad bin Hambal membuat sesuatu
yang baru (bid'ah hasanah) yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Shohib Muttaqin,
Ponpes Darus
Salam Songoyudan
Mojokerto Jawa
Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar