Sabtu, 27 Maret 2021

Keistimewaan Bulan Sya’ban

Pembaca yang budiman,

Pada kesempatan kali ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa, yaitu menjalankan segala perintahNya serta menjauhi segala laranganNya. Karena sebaik-baiknya bekal menuju Akhirat adalah takwa.

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam  bersabda :

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْل  الله ...

“Artinya: Islam itu dibangun diatas lima rukun: Bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar kecuali Allah SWT dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya ... (HR. Bukhori dan Muslim)”.

Setelah kita beriman kepada Allah SWT, selanjutnya kita beriman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam  itu merupakan pondasi yang utama, karena seluruh pondasi yang lainnya dibangun atas dasar keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga orang yang tidak beriman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidaklah sah dan batal imannya, meskipun orang tersebut beriman kepada Allah SWT.

Itulah arti penting iman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang merupakan pondasi agama  islam dan amal ibadah lainnya. Karena kita tidak dapat mengetahui tata cara beribadah kecuali dengan meniru dan menjalankan segala amal ibadah yang telah Rasulullah ajarkan. Sehingga, jika kita tidak percaya terhadap Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, maka gugurlah amal kebaikan kita serta dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Bahkan mereka yang ingkar kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam  akan ditimpa musibah dan adzab yang amat pedih, sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT:

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat  cobaan atau ditimpa adzab yang pedih” (QS. An-Nur :63).

Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikanNya, berupa nikmat Iman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam  serta mengikuti dan mentaati sunah-sunah Beliau.

Pembaca yang budiman,

Dalam bulan Sya’ban (jawa: Ruwah), ada makna dan keistimewaan yang terkandung didalamnya. Tertuang dalam kitab “madza fi sya’ban?” karya Sayyidi Syekh Muhammad bin Alawi al-Maliki: “bahwasannya dinamakan bulan Sya’ban karena pada bulan itu terpancar bercabang-cabang kebaikan yang banyak”.

 Adapun keistimewaannya adalah terjadi sebuah peristiwa yang amat dahsyat pada bulan Sya’ban yaitu:

 1.    Perpindahan Arah Kiblat

Pada bulan ini arah kiblat yang semula menghadap ke Baitul Maqdis (Palestina), berpindah menghadap ke Ka’bah (Makkah).

Dikisahkan dalam Tafsir Ibn Kasir: Ali bin Abi Talhah berkata: Bahwasannya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ketika hijrah ke Madinah al-Munawwarah, Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah agar menghadap ke arah Baitul Maqdis, lalu bergembiralah orang-orang Yahudi, kemudian  menghadaplah Rasulullah selama kurun 10 bulan. Dan Rasulullah lebih senang menghadap ke arah Kiblat Nabi Ibrahim Alaihi salam. Disitulah Rasulullah berdoa serta menengadahkan wajahnya keatas langit, kemudian turunlah QS. Al-Baqarah:144

 Artinya: Sungguh Kami (sering)melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu kearah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya”.

 2.   Laporan Amal Kebaikan

Diceritakan dari sahabat Usamah bin Zaid Radliyallah anhu, bertanya: Ya Rasulallah, saya tidak pernah melihat engkau sering puasa dibulan lain selain bulan Sya’ban ini? Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjawab: Diantara bulan Rajab dan Ramadlan kebanyakan orang lupa, dimana bulan ini adalah laporan amal/perbuatan kepada Allah SWT dan aku (Nabi) senang ketika sedang puasa (HR. Nasai).

 3.  Bulan Membaca Salawat kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam

Diantara dari keistimewaan bulan Sya’ban adalah turunnya wahyu untuk membaca shalawat Nabi pada bulan ini, Firman Allah: “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab:56)

 Maksud dari ayat diatas adalah Allah SWT memberitahu kepada hambaNya, bahwa Allah SWT bershalawat (baca: memberi rahmat) dan para Malaikat kepada Nabi Muhammad SAW maka bershalawatlah kalian kepadanya.

 

Adapun keutamaan membaca shalawat antara lain:

a. Apabila seseorang membaca salawat kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam satu kali, maka Allah SWT akan memberi rahmat sepuluh kali lipat (HR. Imam Ahmad)

b. Di hari Kiamat nanti, orang yang paling utama adalah yang memperbanyak membaca salawat kepadaku (HR. Imam Turmudzi).

c. Dan masih banyak lagi keutamaan membaca shalawat Nabi.

 

Cinta Kepada Rasulullah,  Bukti Keimanan

Cinta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam merupakan bagian dari cinta kita kepada Allah ta’ala. Sebab, Cinta kepada Allah menuntut konsekuensi mencintai semua yang Allah cinta dan membenci apa yang Allah benci, sehingga mencintai rasulullah shalallahu alaihi wa sallam merupakan bukti keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian kecintaan kita haruslah dibarengi rasa ikhlas dalam mempraktekkan ajaran beliau shalallahu alaihi wa sallam yaitu dengan cara menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, sebab dengan ikhlas ibadah kita dapat menjadi sempurna, itu merupakan tanda keimanan kita kepada Rasulullah, Sebagaimana firman Allah :  

 Katakanlah (Muhammad), “jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran : 31).

Selanjutnya, setelah kita benar-benar cinta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam  dan ikhlas mempraktekkan sunah Beliau shalallahu alaihi wa sallam kita dianjurkan dan diharuskan untuk meneladani akhlak Rasulullah dalam setiap amal perbuatan kita, karena tiada panutan yang paling sempurna kecuali Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam Alquran dituturkan :

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab:21)

 

Pembaca yang budiman,

Pada bulan Sya’ban pula terdapat malam yang agung nan mulia, yaitu malam ke 15 pada bulan Sya’ban (Nisfu Sya’ban), yang mana pada malam tersebut Allah SWT memberi kemuliaan pada hambaNya. Dengan luasnya ampunan kepada hamba yang mau meminta, memberi rahmat, serta mengabulkan doa.

Syekh al-Muhaddits Abdullah bin Muhammad bin Shiddiq al-Ghumari menukil sebuah hadits dalam kitabnya “Husnul Bayan fi Lailati Nisfi min Sya’ban hlm, 13: Dari sahabat Abu Bakar as-Shiddiq Radliyallah anhu dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam  bersabda: Allah SWT turun ke langit dunia (rahmatNya) pada malam Nisfu Sya’ban, lalu Dia memberi ampunan kepada siapapun, kecuali seseorang yang menyekutukanNya dan masih bertengkar. (HR. Bazzar dan Baihaqi). Imam al-Mundziri berkata sanadnya la ba’sa bih. Hal senada, Syekh al-Muhaddits Idris bin Muhammad bin Abid al-Iraqi juga menuliskan keistimewaan bulan Sya’ban dalam kitabnya “Ikhtishor Irsyadil Khos wal Am... ” hlm, 51. Adapun malam Nisfu Sya'ban pada tahun ini insyallah jatuh pada hari Ahad 28 Maret 2021.

 

Re post, Keistimewaan Bulan Sya’ban 1442 H.

Demak, 26 Januari 2015

Ahmad Shohibul Muttaqin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar