Sabtu, 26 Maret 2022

Haul ke 80 Sayyidi Syekh Ahmad Sukairij

 Haul ke 80 Sayyidi Syekh Ahmad Sukairij

Sayyidi Syekh Ahmad bin 'Ayas bin Abdur Rahman Sukairij al-Khazraji al-Anshari lahir di kota Fes Maroko pada tahun 1295 H. Sejak kecil, beliau belajar kepada sang ayah Sayyidi 'Ayas Sukairij, karena perhatiannya begitu mendalam membuat beliau tumbuh mencintai disiplin ilmu dengan cerdas.

Kemudian sang Ayah mengirimnya untuk melanjutkan menimba ilmu kepada para ulama Qurawiyin-Fes, seperti kepada: Sidi Muhammad bin Hasyim al-Kitami (Pakar Alquran), Sidi Abdellah bin Idris al-Bukrawi (Pakar Hadits), Sidi Muhammad bin Muhammad Gennoun, Sidi Abdullah Badrawi, Sidi Abdul Malik Alawi ad-Dhorir, Sidi Habib bin Daoudi AlJazair, Sidi Ibrahim Yazidi dan lain sebagainya, disana beliau belajar dan dibimbing berbagai disiplin ilmu.

Sedangkan dalam  ilmu tasawuf, yang kemudian beliau berpegang teguh dengan Tarekat Tijaniyah pada tahun 1316 H., beliau berguru kepada Sayyidi Syekh Ahmad Abdulawi, Syekh Sidi Muhammad [Fathan] Gennoun penulis kitab “As-Shawaiq al Ilahiyah ila man Ankaro al-Jahra fi al-Faridzoh bi al-Basmalah”, Syekh Abdul Karim Bannis, dan lain-lain. Beliau juga banyak menelurkan buah karya ilmiah yang jumlahnya 160 lebih,

Dari berbagai referensi kitab ataupun ijazah tertulis, penulis menyimpulkan :

1. Makam Sayyidi Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij at-Tijani, berada di kota Marakech Maroko, dekat dengan makamnya Syekh al-Qadli Iyadh (W. 544 H) penulis kitab "As-Syifa bi Ta'rifi Huquqi al-Musthofa".

2. Banyak sanjungan dari para Ulama tentang keilmuan dan kealiman Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij at-Tijani. Diantaranya dari pakar Hadits Syekh Muhammad Hafidz al-Misri, al-Muhaddits Syekh Idris al-Iraqi dan pakar Hadits Syekh Muhammad al-Hajjuji al-Maghribi.

3. Nasab Sayyidi Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij al-Khazraji berujung kepada Sahabat Nabi "Hassan bin Tsabit" radliyallahu anhu.

4. Guru kami Prof. Dr. Radli Genoun al-Idrisi al-Hassani berkata: “Secara global, para ulama yang paling banyak menulis buku tentang Tarekat Tijaniyah adalah Sayyidi Syekh al-Qadli Ahmad Sukairij, selanjutnya Sayyidi Syekh Mahmud bin Mathmathiyah, kemudian al-Hafidz Syekh Muhammad al-Hajjuji, lihat kitab al-Fahros As-Syamil hlm. 4.

Adapun sanad penulis bersambung kepada Sayyidi Syekh Ahmad Sukairij adalah sebagai berikut:

Penulis dari Mbah Yai Abdur Rozaq bin Imam Kholil Lasem, beliau dari Syekh Hasan Muhammad al-Ghoyah dari Syekh Ahmad Idris dari Syekh Syuaib bin Ali dari Syekh Ibrahim bin Abdullah al-Kaulakhi dari Sayyidi Syekh Ahmad Sukairij. Sanad ini penulis dapatkan dari Mbah Yai Abdur Rozaq berupa foto copy ijazah beliau tertanggal 15 Ramadlan 1412 H. (lihat kitab Tarekat Tijaniyah Perspektif Amaliah dan Ilmiah karya penulis hlm. 27)

Demikianlah catatan ringan untuk mengenang dan meneladani beliau yang wafat di Marakech Maroko pada 23 Sya'ban 1363 H. Bertepatan hari ini Sabtu 23 Sya'ban 1443 H / 26 Maret 2022.

 

Ya Allah,

Dengan perantara Rasulullah Muhammad Sang Nabi

Dengan perantara Sayyidi Syekh Ahmad Tijani

Dengan perantara Syekh Ahmad Sukairij al-Khazraji

Dengan perantara Syekh Muhammad Arobi bin Mahdi

Dengan perantara Mbah Yai Abdur Rozaq al-Lasemi

Kabulkanlah hajat kami

Mudahkanlah urusan kami

Berkahilah putra-putri kami

Ridloilah perbuatan kami

Tentramkanlah negri kami

 

Ditulis di PP. Darus Salam

Songoyudan Sawahan Mojosari Mojokerto

Ahmad Shohibul Muttaqin

Kamis, 10 Maret 2022

Jimat dan Ruqiyah


Sering kali terjadi perbedaan pendapat dikalangan masyarakat tentang masalah Jimat, dan Ruqiyah, sehingga menimbulkan gesekan antar sesama muslimin. Nah, sebetulnya bagaimana hukum hal tersebut ? Dan adakah dalil tentang bacaan-bacaan (Jawa: Suwuk) dari kyai kepada masyarakat lewat air atau semacamnya ?

 

Bismillah,

Dalam hal ini, bisa kita cari referensi dalam kitab “Masail Imam Ahmad bin Hambal” riwayat dari putra beliau Abdullah.

كتاب التعويذة للقرع والحمى وللمرأة إذا عسر عليها الولادة

1621- حدثنا: ﻗﺎﻝ: ﺭﺃﻳﺖ أﺑﻲ ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺘﻌﺎﻭﻳﺬ ﻟﻠﺬﻱ ﻳﻘﺮﻉ ﻭﻟﻠﺤﻤﻰ لأﻫﻠﻪ ﻭﻗﺮﺍﺑﺎﺗﻪ،  ﻭﻳﻜﺘﺐ ﻟﻠﻤﺮأﺓ إﺫﺍ ﻋﺴﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺍﻟﻮﻻﺩﺓ  ﻓﻲ ﺟﺎﻡ أﻭ ﺷﻲﺀ ﻟﻄﻴﻒ، ﻭﻳﻜﺘﺐ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺇﻻ أﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻋﻨﺪ ﻭﻗﻮﻉ ﺍﻟﺒﻼﺀ، ﻭﻟﻢ أﺭﻩ ﻳﻔﻌﻞ ﻫﺬﺍ ﻗﺒﻞ ﻭﻗﻮﻉ ﺍﻟﺒﻼﺀ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻳﻌﻮﺫ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻭﻳﺸﺮﺑﻪ ﺍﻟﻤﺮﻳﺾ، ﻭﻳﺼﺐ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻨﻪ ﻭﺭﺃﻳﺖ أﺑﻲ ﻳﺄﺧﺬ ﺷﻌﺮﺓ ﻣﻦ ﺷﻌﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍلله ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ  ﻓﻴﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻓﻴﻪ ﻳﻘﺒﻠﻬﺎ، ﻭأﺣﺴﺐ أﺑﻲ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺘﻪ ﻳﻀﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺭﺃﺳﻪ أوﻋﻴﻨﻪ ﻓﻐﻤﺴﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺛﻢ ﺷﺮﺑﻪ ﻳﺴﺘﺸﻔﻲ ﺑﻪ،  ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻗﺪ أﺧﺬ ﻗﺼﻌﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍلله ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻌﺚ ﺑﻬﺎ إﻟﻴﻪ أﺑﻮ ﻳﻌﻘﻮﺏ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ،  ﻓﻐﺴﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺟﺐ ﻣﺎﺀ ﺛﻢ ﺷﺮﺏ ﻓﻴﻬﺎ، ﻭﺭﺃﻳﺘﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﺮﺓ ﻳﺸﺮﺏ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ ﺯﻣﺰﻡ،  ﻳﺴﺘﺸﻔﻲ ﺑﻪ ﻭﻳﻤﺴﺢ  ﺑﻪ  ﻳﺪﻳﻪ  ﻭﻭﺟﻬﻪ. (ص 405)

Dari ta’bir kitab tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

1. Imam Ahmad bin Hambal menuliskan bacaan penjagaan (Jawa: Suwuk) sebagai benteng dari gangguan bangsa Jin dan untuk keluarga dan kerabatnya yang demam.

2. Imam Ahmad bin Hambal menuliskan "Jimat" untuk wanita yang sulit melahirkan pada sebuah tempat yang bersih atau lembut.

3. Imam Ahmad bin Hambal membacakan ta’widz pada sebuah air kemudian diminumkan kepada orang yang sakit dan disiramkan pada kepalanya

4. Imam Ahmad bin Hambal mengambil berkah dari sehelai rambut Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian meletakkan pada mulutnya lalu menciumnya.

5. Imam Ahmad bin Hambal meletakkan rambut Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada kepala atau kedua matanya kemudian mencelupnya ke dalam air, lalu air tersebut diminum untuk obat.

 6. Imam Ahmad bin Hambal sering minum air zam-zam dan menjadikannya sebagai obat dengan diusap ke tangan dan wajah beliau.

Alhamdulillah, dengan adanya penjelasan seperti ini berarti Imam Ahmad bin Hambal membuat sesuatu yang baru (bid'ah hasanah) yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

 

Shohib Muttaqin,

Ponpes Darus Salam Songoyudan

Mojokerto Jawa Timur.